Jumat, 24 Juni 2011

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) k3


Menurut OSHAS atau Occupational Safety and Health Administration, personal protective equipment atau alat pelindung diri (APD) didefinisikan sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya (hazards) di tempat kerja, baik yang bersifat kimia, biologis, radiasi, fisik, elektrik, mekanik dan lainnya.
Dalam hirarki hazard control atau pengendalian bahaya, penggunaan alat pelindung diri merupakan metode pengendali bahaya paling akhir. Artinya, sebelum memutuskan untuk menggunakan APD, metode-metode lain harus dilalui terlebih dahulu, dengan melakukan upaya optimal agar bahaya atau hazard bisa dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Adapun hirarki pengendalian bahaya di tempat kerja, termasuk di pabrik kimia adalah sebagai berikut:


1. Elimination, merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya.
2. Reduction, mengupayakan agar tingkat bahaya bisa dikurangi.
3. Engineering control, artinya bahaya diisolasi agar tidak kontak dengan pekerja.
4. Administrative control, artinya bahaya dikendalikan dengan menerapkan instruksi kerja atau penjadualan kerja untuk mengurangi paparan terhadap bahaya.
5. Personal protective equipment, artinya pekerja dilindungi dari bahaya dengan menggunakan alat pelindung diri.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya.
Mata
Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil, gas, uap dan radiasi.
APD: safety spectacles, goggle, faceshield, welding shield.


Telinga
Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
APD: ear plug, ear muff, canal caps.

Kepala
Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda berputar.
APD: helmet, bump caps.


Pernapasan
Sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).
APD: respirator, breathing apparatus .


gambar Air-Purifying Respirator

Tubuh

Sumber bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
Tangan dan Lengan
Sumber bahaya: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik, bahan kimia, infeksi kulit.
APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.

Kaki
Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan kimia dan logam cair, aberasi.
APD: safety shoes, safety boots, legging, spat.

Selanjutnya, sebelum memutuskan jenis alat pelindung diri yang harus kita gunakan, lakukan terlebih dahulu hazard identification (identifikasi bahaya) dan risk assessment atau penilaian resiko dari suatu pekerjaan, proses atau aktifitas. Tinjau ulang setiap aspek dari pekerjaan, agar potensi bahaya bisa kita identifikasi. Jangan memutuskan hanya berdasarkan perkiraan.


Memilih Kaca Mata Safety (Eye Goggle) Sesuai Standar

Alat pelindung diri atau APD merupakan salah satu metode hazard control. APD merupakan pelindung terakhir dari hazard atau bahaya, karena pengendalian yang ada tidak dapat menghilangkan bahaya secara keseluruhan. Kaca mata safety atau eye goggle adalah salah satu jenis APD yang sangat penting.
Pemilihan kaca mata safety yang tepat harus disesuaikan dengan standar industri yang ada. Salah satunya adalah standar ANSI Z87.
Menurut Department of Labor Amerika Serikat, setidaknya 30.500 kasus kecelakaan pada mata terjadi setiap bulannya di Amerika Serikat. Dan ternyata 90% dari total kecelakaan tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan mudah!
Ada banyak sumber bahaya di dalam pabrik yang mengancam keselamatan mata. Cipratan bahaya kimia, proyektil benda keras, debu katalis, pengelasan dan grinding adalah beberapa contoh diantaranya.
Akibat Persiapan Hot Work Yang Tidak Memadai
Pekerjaan pengelasan (welding) termasuk ke dalam salah satu contoh hot work. Artinya, akan ada sumber panas dan api selama pekerjaan berlangsung. Dan ini berarti pula bahwa potensi terjadinya kebakaran dan ledakan sangat besar.
Sebelum hot work dilakukan, hot work permit harus terlebih dahulu diperoleh, agar keselamatan pekerja terjamin. Banyak hal yang harus dikonfirmasikan oleh petugas K3, sebelum hot work permit bisa diterbitkan.
Pengecekan yang dilakukan antara lain konsentrasi uap mudah terbakar (flammable), aliran fluida sudah diblok dengan sempurna, konsentrasi gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan hidrogen disulfida (H2S) dan lain-lain.

1 komentar:

  1. Dalam K3, APD mempunyai peran yang penting sehingga diwajibkan untuk digunakan saat bekerja. Dengan pelatihan K3 yang efektif dan efisien, anda dan perusahaan akan mendapatkan manfaat K3 untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja.

    BalasHapus